".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Rabu, 20 April 2011

Samudera Do'a


Mi’raj kita adalah sholat    tinggi rendah derajat seseorang dilihat dari  cara nya mendirikan sholat , apakah sholatnya mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar atau sebaliknya…”
       
 Sholat, bila kita definisikan secara terminologis /istilah, adalah do’a yang disertai gerakan yang diawali dengan takbiratul Ikhram , dan diakhiri dengan salam,  namun bila ditinjau dari makna hakiki adalah suatu kebutuhan utama manusia untuk menumpahkan perasaan keimanan dalam bentuk dialog langsung dengan sang Kholiq, Alloh, atas dasar ketaqwaan, dengan diiringi sikap hati yang tawadlu, rendah hati,dan sikap diri yang khusyu, istiqomah,     dan   berharap   setelah kebutuhan ini terpenuhi maka tidak ada lagi keinginan lain, selain ridlo dan kebarokahan hidup yang dapat dicapai di dunia dan akhirat.
.
Sholat adalah muara hasrat dan keinginan manusia yang senantiasa menjerit mengadukan kekhilafan dan kealfaan selama hidup di dunia  ini.

Betapa kita, walau hafal syarat dan rukunnya, jarang memahami makna sholat dalam aplikasinya  di kehidupan dunia ini. Mulut berdzikir dengan lancar namun qolbu, hati, kita selalu mendua antara persimpangan dunia dan akhirat. Kening hitam akibat sujud, namun tidak berbekas dalam pergaulannya di kehidupan fana ini. Wajah basah di basuh air wudlu namun hati kering , tidak peka, terhadap penderitaan orang, tidak peduli atas ketidakmapanan nasib orang.
Sholat yang merupakan Mi’rajnya kaum muslimin adalah  desah penyesalan, rintihan seorang hamba yang dengan bersungguh-sungguh  mendambakan ampunan dan diterimanya taubat, karena selama menjalani amanah hidupnya bergelut dengan kekotoran  jiwa, kedengkian hati , ketidakmampuan diri meraba perasaan kaum miskin, ketidakberdayaan  meraih dan menggapai tangan kaum fakir, keterbatasan tekad untuk bergaul dan bersilaturrahmi dengan para ‘alim ‘ulama , serta kekesalannya karena tidak mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Sholat adalah samudera do’a , yang tidak pernah kering walau ditimba setiap saat, tidak pernah surut walau diminta setiap waktu, yang dalamnya sedalam Kasihnya Alloh yang tidak bertepi, dan luasnya seluas Rahmannya Alloh yang tidak berkesudahan. Seorang yang mendirikan sholat berarti dia tengah mengarungi samudera do’a dengan segenap jiwa kepasrahannya. Namun yang lebih utama setelah kita berlabuh di dermaga kehidupan, apakah sholat yang didirikan itu mampu tidak mencegah diri ini, untuk tidak berbuat yang mengakibatkan kekecewan di penghujung hidup kita, akhirat….?
Baginda Rasul Muhammad SAW. Jika sedang melaksanakan sholat senantiasa menumpahkan segenap perasaannya, dan menenggelamkan dirinya dalam samudera do’a, dan lautan Rahman Alloh, berdialog dengan Penggenggam seluruh alam, Alloh, mencurahkan hati dan memperbaharui keyakinan dan ketaqwaannya, akan keMahabesaran Alloh, sehingga baginda SAW., senantiasa terpelihara diri dari kedustaan, bagaimana mungkin seorang yang mendirikan sholat berbuat dusta, sedangkan dalam sholat dia berikrar “hanya kepada Mu lah kami menyembah, dan hanya kepada Mu lah kami memohon pertolongan”, suatu pengakuan yang tidak boleh dipermainkan, karena ikrar ini adalah bentuk kejujuran dan penyerahan diri seutuhnya.
Orang yang mendirikan sholat pun akan terpelihara dari sikap kedengkian, suatu sikap buruk yang merasa senang apabila melihat orang lain dalam kesusahan dan susah hatinya jika melihat orang lain dalam kesenangan. Bagaimana mungkin orang yang sholat  berbuat kedengkian, sedangkan ketika dia tenggelam dalam lautan do’a dia berucap kesalamatan , Rahmat Alloh, dan keberkahan Alloh bagi semua orang, semua makhluk Alloh, dengan ucapan Assalaamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakaatuh…sehingga orang yang mendirikan sholat senantisa menempatkan dirinya  sebagai orang yang istiqomah membantu membangkitkan kesusahan orang menjadi kebahagian bersama….

Orang yang sholat, yang tengah larut dalam   hangatnya Kasih Sayang Alloh, senantiasa memfokuskan hati dan fikirannya hanya kepada ridlo Alloh, sebagai tujuan hidupnya, yang akan menuntun dia ke jalan yang dipenuhi kenikmatan sebagaimana Alloh berikan kepada orang-orang shaleh, dan senantiasa merebahkan jiwanya kepada Baginda Rasul SAW., sebagai panutan hidupnya, yang merupakan belahan jiwa , yang pada beliau kita berharap Kasihnya Alloh, Sayangnya Alloh, Ridlonya Alloh, tercurah kepada yang mendirikan sholat…
Sholat yang merupakan tangga menuju haribaan Kasih Sayang Alloh, hendaknya menjadi bekal kita, agar semakin tinggi kita menitinya, semakin faham pula kita melaksanakannya di kehidupan sehari-hari.       
Semakin dalam kita larut dalam samudera do’a sholat, hendaknya kita mampu mengarunginya dengan keikhlasan hati dan ketawadluan serta kekhusyuan, agar dalam kehidupan sebenarnya kita  juga mampu mengplikasikanya.  Amiin.

Ya Alloh,
Berilah kami kesanggupan menjalankan segala amanah di dunia ini dengan kebersihan hati, dengan hati yang ikhlash, dengan hati yang jauh dari kebencian dan kedengkian…
Jadikanlah sholat kami, sholat yang benar-benar dapat mendekatkan kami kepada Mu.
Hindarkan kami dari sholat yang lalai, hindarkan kami dari sholat yang riya..
Peliharalah kami dalam kasih dan saying Mu
Jadikanlah kami orang yang bersyukur yang dapat membantu kaum yang lemah, yang mampu menahan nafsu dan keserakahan duniawi………..
Ya Alloh,
Anugerahkanlah kepada kami para pemimpin yang sholeh
Para pemimpin yang memihak kepada umat, pemimpin yang mampu menuntun rakyatnya kepada jalan Mu, yang mampu mengangkat harkat dan martabat Bangsa ini,
Jauhkan kami dari pemimpin yang Zholim, yang fasik dan munafik,
Ya Alloh..
Berilah kami keturunan yang mampu memelihara sholat dan mampu menegakkannya hingga hari kiamat..
Hindarkan kami dari perbuatan maksiat,  dekatkan kami kepada  amalan-amalan yang manfa’at
 Amin ya robbal ‘alamin..Barakallohu li walakum
(**Khutbah Rajab, adhy 1425 H**)

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar