".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Senin, 02 Mei 2011

Indahnya Menjadi Orang Mu'min (2)

  Perbuatan baik yang dicontohkan baginda rasul  adalah  lebih mengedepankan kepada kepentingan  akhirat daripada kepentingan sesaat, sehingga nilai ruh amaliahnya lebih bermakna .  Sesungguhnya perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang muslim akan senantiasa bernilai akhirat karena didalam dada seorang muslim tertanam nilai tauhid kepada Alloh, keimanan,  dan iman adalah pokok nilai suatu amal.
Maka sikap seorang muslim dalam menghadapi hidup ini adalah :
1. Ditanamkan dalam diri dan perbuatannya bahwa apapun sikap dan tingkah lakunya harus bernilai penghambaan, ibadah  kepada Alloh, dengan cara memulai suatu pekerjaan  atas nama Alloh, memulai suatu kegiatan dengan hanya mengharap ridlo Nya, membersihkan niat dari syirik, menyekutukan Alloh, membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati, ujub, riya takabbur, hasud, namimah, dll.
2. Senantiasa memuliakan orang tua, pada saat masih hidup hingga wafat.
Bagi seorang muslim kebahagiaan yang paling indah dirasakan adalah pada saat dia mampu membahagiakan mereka . Baginya  orang tua adalah sumber kehidupan di dunia yang patut dimuliakan keberadaannya, dari merekalah kita bisa seperti sekarang ini.
Alloh swt.  menempatkan posisi  ayah ibu kita  dengan kedudukan yang luar biasa mulianya . Posisinya berada pada urutan ke dua setelah pengabdian kepada Alloh  (QS.Bani Israil(17):23)  memberi arti bahwa akhlaq kita kepada orang tua benar-benar ditekankan dalam Islam. Islam mengajarkan  agar sikap kita kepada mereka ketika hidup:
    a.  tidak merendahkannya walau dengan    berkata “AH”
  1. Tidak menghardik mereka sehingga berakibat sakit hati keduanya.
  2. Selalu merendahkan diri kita dihadapan mereka , sehingga keduanya meresa termuliakan .
  3. Senantiasa berkata dengan penuh kemuliaan (Qaulan kariima)      Sementara itu sikap kita kepada ayah dan ibu yang sudah wafat adalah :
    a.       senatiasa berdo’a demi kemuliaan hidupnya di akhirat
    b.       meminta serta memohon ampunan Alloh atas kekhilafan dan dosa-dosa yang mungkin diperbuat oleh orang tua kita. Karena sesungguhnya do’a ank-anak shaleh pasti diijabah oleh Alloh
    c.        melaksanakan janji-janjinya yang belum terpenuhi
    d.       senantiasa memelihara hubungan silaturrahmi dengan para sahabat karib, keluarga yang dikasihi ketika mereka hidup. Usia yang panjang penuh barokah serta rizki yang melimpah aknan menanti bagi setiap ahli silaturrahmi
    Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia  
    Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
    (Qs. Bani Israail:23-24)

    Sesungguhnya  bersikap baik kepada orang tua dalam Islam adalah fardlu ‘ain . sehingga Rasululloh saw bersabda:
    Ridlo Alloh tergantung ridlo orangtua
    Dan murka Alloh tergantung murka orang tua.
    (HR. Tirmidzi ra.)  

    Menempatkan diri sebagai pelindung bagi siapapun orang disekitar kita, menjadi orang tua bagi anak-anak yatim, menjadi guru bagi orang yang haus akan ilmu, menjadi murid yang  setia   menyimak   taushiyah-tausyiyah para ulama,  menjadi  penolong bagi siapapun yang memerlukan pertolongan, menjadi pelopor segala kebaikan, menjadi inspirator bagi setiap kebenaran dan keadilan, penganjur ma’ruf dan pejuang pemberantas kemungkaran ,  menjadi solusi bagi setiap permasalahan, dan menjadi peneduh serta penyejuk hati  bagi setiap persoalan semua orang .

    Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa    (QS al Baqarah : (2):177)

    Menurut Rasululloh saw: ada tujuh buah kebaikan yang akan dirasakan semua muslim  dan mengalir terus walau sudah meninggal dunia:
    1. menanam tumbuhan sehingga banyak orang yang merasa keberkahan atasnya
    2.  mengajarkan suatu ilmu, sehingga dengan ilmu itu orang-orang  mampu mengamalkan kebaikan
    3.  membuat sumber air sehingga memenuhi kebutuhan sebanyak-banyaknya  orang
    4. membuat selokan  aliran air sehingga orang-orang terselamatkan dari bahya banjir
    5. membangun masjid/sarana ibadah sehingga orang-orang merasa nyaman beribadah
    6. mewakafkan /mewariskan kitab-kitab ilmu sehingga orang-orang memperoleh manfaat ilmu yang didapat dari kitab-kitab itu
    7. melahirkan/ menurunkan serta mendidik keturunannya menjadi anak – anak shaleh yang senantiasa mendoakan kebaikannya di dunia kahirat, yang memohonkan ampunan atas segala kesalahan kita, serta menjadi lampu penerang kita pada hari dimana tidak ada yang mampu mengangkat derajat kita kecuali keturunan yang sholeh.

    Maka sebaik-baiknya manusia adalah sebaik-baik sikapnya kepada lingkungan sekitarnya dan manusia yang baik adalah senantiasa memberi manfaat dan mashlahat bagi sebanyak-banyaknya umat. Wallohu’alam.

    Intisisari Tausyiyah Adhyatnika, 24 Dzulqo’dah 1426 H/25 Desember  2005. *** Team Kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar