".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Kamis, 20 Oktober 2011

Allah Beserta Kita... !!!


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
.....Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al- Insyirah (94):5-6)

Sesungguhnya kita sering merasa  seakan-akan  dijauhi oleh kebahagiaan. Terkadang kita dirundung kekecewaan manakala orang-orang disekitar kita menjauh , dikarenakan status sosial kita yang kurang beruntung.  Terkadang hati kita berkecamuk hebat manakala melihat teman-teman sebaya, saudara-saudara kita, sudah bertemu dengan pasangan hidup, sedangkan kita tidak. Bahkan tidak sedikit diantara kita yang akhirnya sering menyalahkan takdir atas dirinya....

Maka , manakala kita mengalami hal tersebut hendaknya kita kembali merenungi kisah di atas, bahwa siapapun yang bersandar hanya kepada Alloh, siapapun yang hanya menggantungkan diri hanya kepada Dzat pemilik alam semesta ini, tidak akan pernah Alloh menyia-nyiakannya.
Baginda Rasululloh Saw  senantiasa memberikan uswah, suri tauladan, dalam menyikapi segala macam keadaan yang terjadi atas dirinya.  Beliau  Saw  selalu berlaku adil dalam menghadapi berbagai  peristiwa yang menimpanya, dengan lebih mengedepankan ketauhidan , keimanan, ketimbang perasaan yang sering menjajah hati.
Oleh karena itu, hendaknya siapapun diantara kita mulai saat ini mulai  berusaha memiliki sikap terbaik dalam menyikapi segala macam permasalahan yang boleh jadi  siap menimpa kita.
Sikap terbaik yang seharusnya dimunculkan adalah sikap husnudzhon, baik sangka, terhadap apapun keputusan Alloh. Sesungguhnya Alloh tidak akan pernah menzhalimi umatnya, walau sedikit, Dia tidak akan pernah meninggalkan umatnya sejauh kita berupaya mendekatinya melalui ibadah yang diperintahkan Nya.

Kemudian sikap husnuzhon itu hendaknya diwujudkan dalam bentuk kepasrahan dalam segala hal, tawakal ‘alalloh.  Sesungguhnya tawakal atas kejadian yang menimpa diri kita akan berakibat meningkatnya potensi ikhtiar,. karena  tawakal adalah berbanding lurus dengan upaya optimal manusia beriman. Dan  imbasnya adalah kekhawatiran dan kesedihan hati akan tertanggulangi.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”  (QS Al Baqarah(2):112)
Kemudian husnuzhon atas takdir yang diputuskan Alloh bisa berakibat bibir kita spontan berdzikir. Dzikir adalah salah satu sikap yang terbaik, yang dimiliki oleh seorang mu’min . Upaya berdzikir akan berakibat ketenteraman dan ketenangan  hati Sesungguhnya Alloh amat sangat senang bagi siapapun diantara kita yang menyebut asma Nya , memuji nama Nya. .(QS Al Muzammil). Hendaknya  kita berupaya membasahi bibir dan lidah dengan lebih sering menyebut asma Alloh, dan membiasakan hati dan fikiran ini dengan hanya terpaut akan kebesaran dan takdir Alloh.
Baginda Rasul ketika mengalami kesedihan yang teramat sangat manakala pada tahun pertama kenabian dikucilkan oleh kaumnya, diintimidasi , diancam jiwanya . Beliau diperintah Alloh untuk mendirikan shalat malam dan membaca alqur’an , sebagai salah satu kiat untuk mengatasi kegalauan hati .(QS Al Muzammil).

 Sesungguhnya  kiat-kiat mengatasi kesedihan , kegalauan hati, kekecewaan yang sering terjadi atas diri kita di atas,  merupakan modal kita dalam menyikapi segala macam kejadian yang siap menimpa diri kita .
Dengan tawakkal maka akan berakibat kepasrahan total diri kita atas kejadian seberat apapun dari Alloh.

Dengan husnuzhon atas takdir Alloh, akan berakibat diterimanya segala keputusan Alloh sehebat apapun dengan prasangka yang baik, sehingga   tidak ada  kata menyesali diri, tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan , dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.

Kehidupan bagi orang yang berbaik sangka atas segala keputusan Alloh senantiasa lurus dan selalu berfikiran positif atas segala kejadian yang terpampang di depan matanya. Ciri-ciri yang dapat terlihat bagi orang yang demikian adalah dia senantiasa bersyukur atas sekecil apapun kenikmatan yang dirasakannya, dan senantiasa bersikap sabar atas seberat apapun ujian yang ditimpakan Alloh, karena bagi dirinya , tidak ada kenikmatan yang dirasakan kecuali dari Alloh lah sumbernya, dan tidak ada musibah yang  terjadi kecuali atas izin dan pasti akan berakhir, serta yakin akan janji Alloh yang akan memberikan jalan keluar dari arah yang tak di duga-duga bagi orang yang bertaqwa dan tawakal atas keputusan Alloh swt.
Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan  untuk menyikapi segala permasalahan  yang dihadapi dengan sikap terbaik, sehingga kekecewaan , kegalauan , dan kekalutan hati akan berubah  menjadi ketenteraman , dan ketenangan jiwa .
Kiranya Alloh menganugerahkan kebaikan bagi kita semua, amiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar