".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Minggu, 13 November 2011

Indahnya Menata Hati

Menata hati hendaknya ditanamkan setiap hari. Semakin tertata hati, semakin terarah hidup ini, dan semakin kita mengabaikan penataan hati, maka semakin jauhlah dari ketenangan hidup ini.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. ( QS. Ar Ra'd (13):28)

Sesungguhnya yang mengetahui dan melihat baik tidaknya hati  adalah Allah swt., sama halnya dengan diterima tidaknya amal manusia.Tetapi, manusia harus memiliki pegangan yang kuat bahwa apabila hati baik, maka baiklah seluruh amal perbuatan manusia, sedangkan apabila buruk hati, maka rusaklah seluruh amal. Sabda Rasul SAW:

Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging, “ kata Nabi kita صلى الله عليه وسلم , “Bila ia baik, akan baik seluruh jasadnya. Dan bila ia rusak, akan rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati. “ (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599


Begitupan dengan kehidupan kelak di akhirat, ketika tidak ada yang dapat menyelamatkan manusia, tidak bergunanya harta dan keturunan, kecuali dengan hati yang selamat.

يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ
إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

 (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,  kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, ( QS. Asy Su'ara (26) : 88-89)

Maka, sesungguhnya ukuran kuat dan lemahnya iman sesorang, dapat diukur dengan hati, semakin kuat hatinya maka kemampuan serta kekuatan semangatnya makin kuat, karena kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati.

Lalu, bagaimanakah kita menata hati agar menjadi orang yang selamat hidup dunia, selamat akhirat? Hendaklah kita mulai dengan meluruskan niat, menguatkan akidah, serta mempertebal benteng iman, dengan cara melatih diri dengan mengedepankan kekuatan tauhid, menjauhi segala macam perbuatan syirik, menjauhi perbuatan dan sikap sombong dengan berlaku dan bersikap tawadlu (rendah hati), menyingkirkan lintasan hati yang menggiring kita berprasangka buruk, iri hati dan dengki yang akan melenyapkan segala amal kebaikan. Sesungguhnya Rasul saw bersabda : ”Sifat dengki memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu”. Khusus mengenai dengki, hakikat dengki  adalah bila sesorang tidak menyukai nikmat Allah atas saudaranya sehingga ingin nikmat itu hilang darinya. Apabila ia tidak membenci pada sudaranya dan tidak menginginkan lenyapnya, tetapi ingin seperti itu, maka inilah dinamakan iri, maka tidak heran kalau nabi mensinyalir lewat haditsnya dengan sabda : ”Orang mukmin iri, sedang orang munafik mendengki”. 

Sifat iri, dengki ini ada pada setiap manusia namun kadarnya berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan dirinya, iri dengki merupakan fitrah manusia, setiap manusia memilikinya. Untuk menghilangkan iri dengki obatnya harus dengan ilmu. Karena semua penyakit hati bisa diobati dengan ilmu. Tanpa ilmu manusia tidak akan selamat.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim no. 2564)

dari berbagai sumber.@2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar