".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Sabtu, 16 April 2011

Menggapai Ridlo Allah


Baginda rasul Muhammad saw ., adalah contoh makhluk yang mewakafkan diri dan jiwanya semata untuk perjuangan menegakkan agama Alloh. Ciri utamanya adalah ketika beliau ditawari kedudukan, harta , pangkat , jabatan oleh kaum kafirin Quraisy , beliau saw., malah menantangnya dengan mengatakan bahwa seandainya bulan diletakkan di tangan kanan dan matahari di tangan kirinya, maka itu semua tidak akan mampu menggoyahkan keyakinannya. Maka orang yang akan dicintai Alloh syarat utamanya adalah memiliki keyakinan yang kuat akan  akan pertolongan Alloh bagi siapa saja yang “menolong” Nya.
Hai orang-orang yang beriman , jika kamu menolong agama Alloh , maka Alloh akan mengukuhkan pendirianmu “(QS. Muhammad:7)
Begitupun ketika beliau dan umatnya diasingkan oleh sanak keluarga, diboikot dan  diintimidasi oleh orang-orang kafir, maka orang yang yakin akan kecintaan Alloh, yang  hanya diberikan bagi para “penolong” Nya. Nabi Muhammad saw dan umatnya senantiasa menyerahkan segalanya kepada Alloh. Oleh sebab itu  syarat selanjutnya, bagi yang akan dicintai Alloh, adalah tawakkal dan sabar.
Ketawakalan dan kesabaran bagi kaum muslimin diibaratkan sebagai sandaran vertikal yang kuat, setelah berupaya dengan optimal maka tawakkal dan sabar adalah proses menuju cinta Alloh, yang di dalamya terkandung makna penyerahan total diri makhluk kepada al Kholiq nya, Alloh swt.
                        Islam mengajarkan  untuk meyakini bahwa ketawakalan itu   adalah suatu proses setelah ikhtiar dilaksanakan secara optimal,  Faidza adzamta fatawakkal’alalloh.
Alloh berfirman: ”Barangsiapa yang tawakal kepada Alloh maka akan diberikan jalan keluar, dan akan diberikan rizki dari arah yang tak terduga, dan  barang siapa yang bertawakal  kepada Alloh maka Alloh akan mencukupinya. “ (Qs. At Tholaq: 2-3)
Maka bagi yang berharap turunnya keridloan Alloh, penyerahan diri kepada Nya adalah suatu keharusan . Keharusan yang tak bisa dipungkiri bagi yang meyakini , bahwa tubuh dan jiwa ini adalah milik Nya semata.

Kecintaan Alloh selanjutnya akan diberikan hanya bagi orang yang mampu menyikapi sekecil apapun kenikmatan yang dirasakan, dan memanfaatkannya bagi sebayak-banyaknya umat  yakni syukur. Syukurnya seorang hamba terhadap kenikmatan yang dirasakannya , mampu mendatangkan kecintaan Alloh, hal ini disebabkan karena Alloh sangat menyayangi hamba Nya yang tahu diri, yang mau mengetahui kedudukannya sebagai seorang hamba, yang bertugas untuk mengabdi kepada Nya. Sebaliknya cinta Alloh akan berubah menjadi kemurkaan Nya, manakala kita kufur, tidak mampu menyikapi kenikmatan yang dirasakan, dan tidak mampu memanfaatkannya bagi kemashlahatan sebanyak-banyaknya orang.
Selanjutnya orang yang pasti dicintai Alloh adalah orang yang mampu meredam hawa nafsunya untuk sombong, takabbur, melalui ketawadluannya. Mampu mengendalikan nafsunya untuk serakah, tamak, melalui qona’ah. Mampu memberi pupuk hati dengan sifat yang hati-hati, waro’, hati-hati jika ‘amalnya mengundang murka Alloh, hati-hati jika ‘ibadahnya hanya akan berdampak makin menjauhnya kebarokahan hidup. Maka orang yang mendapat ridlo Alloh, adalah orang yang paling pandai menjaga diri, keluarga, lingkungannya dari segala kemungkinan menjauhnya kecintaan Alloh.
Kerinduan kita akan suatu hari dimana cinta Alloh akan diberikan kepada umat manusia yang didalam dirinya terdapat keyakinan dan keatqwaan ,  terdapat ketawakalan, kesabaran, yang mampu mengekang dan mengendalikan hawa nafsu semuanya akan diberikan Alloh melalui kenikamatan tak berujung , yakni surga.

atau bagi orang yang tak memiliki keyakinan dan tak bertaqwa kepada Alloh, tak memiliki ketawakalan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, tak memiliki keinginan untuk mengekang hawa nafsu dan tak berusaha mengendalikannya atau bahkan diperbudaknya, maka jangan harap cinta Alloh akan hinggap di dirinya, bahkan balasannya adalah tempat kebinasaan yang tak berkesudahan , yakni neraka.  Na’udzubillah.
Sesungguhnya cinta Alloh, senantiasa bersemayam pada setiap makhluknya, dimanapun dia berada, diberinya kita hidup itu adalah cinta Alloh, diberinya kita keluarga, anak, pekerjaan dan lain-lain itu adalah cinta Alloh...persoalannya adalah apakah kita mampu menggapainya kembali di akhirat kelak, disaat tidak ada kecintaan lagi yang mampu menolong setiap diri kita dari pengadilan yang menjerat kita selain, Ridlo dan Cinta Alloh.
Semoga kita mampu meraih cinta Alloh  dengan memperbanyak amal shaleh sebagai tanaman yang kita semai di ladang amal dunia yang fana ini, sehingga kita mampu menuainya sebagai syarat diberikannya keridloan dan kecintaan Alloh...Amiin. Wallohu’alam.
 (**dari berbagai sumber Rabiul awwal  . adhy 1426 H**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar