".....orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (13:28) ".........(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..(29:88-89)

Rabu, 20 April 2011

Rindu Rasulullah


Rasululloh saw. membangun dunia dalam waktu kurang dari  23 tahun.
Pada saat itu , wajah bumi  demikian semrawutnya, sehingga yang salah menjadi    rujukan, sementara kebenaran menjadi tabu. Rasululloh saw. berhasil  mengembalikan kepada fitrahnya kembali. Yakni kebenaran harus menjadi pijakan dan kesalahan harus disingkirkan . Apa rahasia dibalik keberhasilan  beliau ?...
Kita mafhum, wajah dunia pra Islam, adalah wajah yang penuh dengan bopeng, buruk tingkah laku penghuninya, serta  rusak  akhlak para pemimpin dan rakyatnya.... 
Kemudian Rasululloh saw. hadir dengan segala kesahajaannya, dirubahnya bopeng dunia ini menjadi wajah yang indah, dimana para penghuninya selalu menebar senyum ketika bertemu, saling bertegur sapa jika berjumpa, berjabat tangan menjadi kebiasaan, sopan dalam pergaulan, santun dalam segala tingkah laku perbuatan...pada hal sebelumnya para penghuni dunia ini, penuh dengan kebencian bila tidak sepaham satu sama lain, saling dendam bila tak menemukan kata sepakat untuk berdamai, permusuhan antar suku menjadi tradisi, maksiat menjadi ta’biat, harta kekayaan menjadi dewa yang dipertuhankan, perbudakan merajalela, sehingga harga manusia jelata tak berarti sama sekali, dan anak perempuan adalah aib, sehingga  bergelimpangan mayat-mayat anak perempuan  tak berdosa......
Namun Rasululloh saw.  , dengan kekuatan keyakinannya yang kuat akan ke Maha Besar an Alloh, beliau membalikan keadaan semuanya menjadi wajah dunia yang aman, penuh dengan kedamaian, harkat dan martabat manusia kembali diangkat ditempatkan sesuai dengan fitrahnya, dihapuskannya perbudakan, dilenyapkannya dendam dan permusuhan antar suku, ditempatkannya manusia dengan tolok ukur ketakwaannya kepada Alloh.
Ada beberapa hal yang sangat berharga , yang patut kita telaah tentang keberhasilan Baginda rasululloh saw. dalam membangun  bumi.

Pertama , Baginda Rasululloh, selalu menempatkan dirinya sebagai pelopor kebaikan, dimanapun beliau berada , baginda tidak pernah meyuruh apapun kecuali beliau sendiri orang yang pertama melakukannya, padahal sebagai kepala negara, beliau memiliki wewenang dan kekuasaan untuk memerintah rakyat dan umatnya...
Hal tersebut sering luput dari pengamatan kita. Ketika ditakdirkan memiliki kekuasaan, maka yang terbayang oleh kita adalah kekutan untuk memerintah orang, kekuasaan untuk meyuruh orang,  tidak pernah terbersit dibenak kita untuk sekedar memberi contoh. Alhasil, manakala bawahan kita, atau orang yang disuruh kita tidak melakukan apa yang kita perintahkan, atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka yang terjadi adalah kemarahan, ketidakpuasan dan kekecewaan, dan puncaknya adalh penghinaan kepada orang lain, yang sadar tidak sadar membuat orang lain terhina dan teraniaya...
Rasululloh saw. , senantiasa banyak berkata dengan perbuatan daripada berbuat dengan perkataan, sehingga umatnya senantiasa berlomba-lomba meniru kebaikan yang diwariskan oleh baginda saw.
Yang kedua, baginda Rasul saw., selalu Berani mengakui kelebihan orang lain dalam kebajikan, sehingga tak henti-hentinya beliau memuji para sahabatnya yang senantiasa berlomba dalam meraih ridlo Alloh, dengan sabdanya:’ Ashabi kalnujm”, sahabatku bagai bintang, yang tidak hanya mampu menerangi diri sendiri, tetapi menjadi penerang bagi dunia yang gelap di malam hari...
Ini menunjukkan bahwa sebesar apapun gelar yang disandang beliau, setinggi apapun kedudukan beliau, tetapi tidak menghalangi untuk bisa memuji dan tidak merendahkan orang dibawahnya.
Yang ketiga, beliau saw. selalu bijak dalam menyikapi kekurangan orang lain, sehingga beliau tidak pernah meluncurkan cacian dan makian kepada musuh sekalipun, bahkan beliau senantiasa mendo’akan agar orkadang  perahu hati yang mulia dan bening ini menemukan para pelaut yang terapung akibat perahu hati mereka karam karena kesombongan,...ditolongnya dengan penuh keikhlasan, karena rupanya perahu hati ini penuh dengan ‘ilmu terapi spiritual, yang mampu menyadarkan semua orang menuju ampunan Alloh,
yang luasnya seluas langit dan bumi,      tak bertepi...
Begitulah kita, bila hati kita bersih  maka segala pikiran akan jernih , semua permasalahan hidup dapat terangkat dan terselesaikan, bahkan arah hidup kita pun lebih terarah karena dipenuhi dengan berprasangka baik kepada Alloh, dan dia yakin bahwa Alloh akan senantiasa membimbing umatnya
menuju suatu kebaikan,...Jika dirasakan berat hidupnya, maka diyakininya bahwa semua itu adalah salah satu gelombang laut hidup yang terkadang besar dan terkadang hanya berupa riak belaka  ...
Dengan berani mengakui kelebihan orang, kita mendidik diri untuk tidak sombong, takabbur dan sikap meremehkan orang lain...jika ini tertanam di dada setiap kita, maka akan timbul keberanian untuk melupakan jasa diri, yang terasa adalah kekurangan-dan kekurangan  dalam berbuat kebaikan, sehingga akan muncul keinginan untuk senantiasa berlomba dalam kebaikan dalam segala hal...Manakala keberanian mengakui kelebihan orang dan berani melupakan jasa diri sudah tampak pada diri kita , akan timbul sikap  melupakan sebesar apapun kesalahan orang dan bijak terhadap kekurangan orang lain... 
Sesungguhnya Rasululloh saw. telah mewariskan  ‘ilmu-‘ilmu di atas sebagai resep hidup tenteram dan damai.. jauh dari kebencian, jauh dari dendam, jauh dari kedengkian...
Alangkah indahnya bila semua di atas dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, serasa indahnya berdampingan dengan kekasih kita semua, Rasululloh saw. Wallohu’alam.
 (**Khutbah Jum’at  Shafar cimahi . Team Kreatif adhy 1426 H**)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar